Senin, 22 Juni 2009

Apa kabar IHSG??

Setelah pada minggu-minggu awal bulan Juni 2009, euforia pasar modal kita memberikan efek yang signifikan terhadap kenaikkan IHSG hingga menembus 2000. Beberapa saham pertambangan menjadi penggerak utama IHSG. Karena harga minyak mentah light sweet bergerak naik menembus $75 per barrel.

Saya sendiri sempat memperoleh keuntungan dari transaksi jual koleksi saham saya. UNSP saya jual di harga 810 dari harga beli di 570. Sedangkan ANTM saya jual di harga 2150 dari harga beli 1470. Yah lumayanlah keuntungan yang saya dapat.

Nah kondisinya sekarang berbalik, minggu ke-3 bulan Juni 2009, IHSG tergerus hingga menembus level 1900-an. Kesempatan yang baik untuk melakukan "shopping" saham yang saya incar. UNSP kembali saya beli di harga 770 dan META saya beli diharga 116 perlembar saham.

Namun kayaknya IHSG masih dalam posisi tertekan, sehingga harga UNSP dan META masing-masing tergerus ke posisi 720 dan 111 per lembar saham.

Semoga awal Juli ini ada sesuatu yang menggairahkan pasar modal, apalagi kalo Pemilu Pilpres berjalan dengan aman dan SBY keluar sebagai pemenang.
Amien

Selasa, 03 Februari 2009

SAHAM

Pengertian Saham
Menurut saya pengertian saham adalah bukti kepemilikan modal seseorang terhadap suatu perusahaan. Sekali lagi itu menurut saya, mungkin anda punya pengertian sendiri.

Contoh sederhana jika kita membuka sebuah usaha dengan patungan 3 orang, masing-masing naruh uangnya @ 1 juta, maka akan terkumpul 3 juta untuk usaha tersebut. Masing-masing mereka mempunyai andil atau istilah kerennya saham sebesar 33.33% dalam usaha tersebut. Dari sini bisa tergambar bahwa saham sebenarnya merupakan kepemilikan modal dalam suatu usaha (perusahaan).

Kalo saham yang biasa diperjual belikan di lantai bursa adalah saham yang dikeluarkan oleh perusahaan (emiten) untuk dimiliki oleh publik. Perusahaan membutuhkan tambahan modal untuk melakukan ekspansi atau membiayai pengembangan bisnisnya, maka mereka menjual sebagian sahamnya kepada publik untuk memperoleh dana segar, cepat dan tentu saja bebas bunga, bayangkan jika perusahaan itu harus pinjem modal ke bank. Perusahaan seperti ini disebut perusahaan terbuka. Nah kita yang membeli saham akan memperoleh keuntungan yang disebut deviden yang dibagikan tiap tahun oleh perusahaan. Namun deviden yang dihasilkan sangat kecil karena perusahaan biasanya menggunakan sebagian besar keuntungannya untuk mengembangkan usahanya.
Tentu saja ini tergantung kebijakan masing-masing perusahaannya. Keuntungan yang lebih besar bisa didapat dari harga saham yang melonjak naik karena kinerja perusahaan dianggap bagus oleh publik. Keuntungan besar dengan sekejap mata. Tapi jangan terlena kalo tidak hati-hati anda juga bisa rugi besar. Intinya High risk high return...
Sekarang ini dengan kemajuan teknologi informasi transaksi di bursa saham dapat dengan mudah dilakukan tanpa harus bertemu penjual dan pembeli. Kita cukup mendaftar ke securitas dengan menyetor sejumlah uang sebagai modal kita untuk melakukan transaksi. Setelah itu kita tinggal menelpon ato transaksi online via internet untuk melakukan pembelian maupun penjualan saham. Monitornya pun sekarang ini relatif mudah, informasi bursa bisa diakses dengan cepat, dan pergerakan naik turunnya saham bisa kita ikuti setiap menit.

Rabu, 28 Januari 2009

Reksadana

Pada posting kali ini, saya ingin memaparkan jenis investasi reksadana. Sudah setahun ini saya mulai ikut investasi reksadana, jauh sebelum mengenal saham. Karena saya menganggap reksadana merupakan tahap pembelajaran sebelum serius terjun di investasi saham.

Reksadana adalah wadah yang mengumpulkan dana dari masyarakat untuk dikelola oleh manajer investasi dan diinvestasikan kembali ke pasar modal, seperti efek ekuitas (saham), efek berpendapatan tetap (obligasi), dan instrumen pasar uang (promes, wesel). Tujuannya tentu untuk memperoleh keuntungan lebih baik. Dana yang terkumpul tidak dipegang oleh manajer investasi, tapi disimpan dan diasuransikan oleh bank yang memperoleh izin dari Bapepam sebagai bank penjamin (kustodian).

Nah dari pengertiannya saja sudah bisa kita baca bahwa yang menjalankan investasi bukan kita secara langsung tapi manajer investasi, kita hanya menyetor sejumlah uang untuk membeli unit dari reksadana yang ditawarkan, dan uang dari kita akan dijalankan di berbagai instrumen pasar modal.
Hemat waktu karena kita tidak perlu melakukan analisis dan riset untuk melakukan investasi, dan monitor yang kita lakukan tidak seketat kalo kita terjun langsung menjadi trader. Karena semua itu sudah dilakukan oleh manajer investasi kita yang sudah berpengalaman.

Kita tinggal membayar sejumlah fee pembelian pada saat awal dan fee penjualan pada saat penarikan saja. Cukup mudah tapi bukan tanpa resiko cuma tidak setinggi kalo kita berinvestasi langsung di pasar saham.

Dilihat dari resikonya reksadana dibagi menjadi:

Reksadana Pasar Uang (RPDU)
Reksadana Pasar Uang (RDPU) adalah reksadana yang menempatkan investasinya sebesar 100 persen pada Efek Pasar Uang. Efek Pasar Uang adalah efek utang yang berjangka kurang dari satu tahun. Secara umum, yang termasuk dalam efek jenis ini adalah deposito, SBI dan efek utang lainnya yang memiliki waktu jatuh tempo kurang dari satu tahun. RDPU merupakan reksadana dengan tingkat risiko paling rendah.

Di lain pihak, potensi peruntungan RDPU jenis ini juga terbatas. Hasil investasi RDPU umumnya hanya sedikit di atas suku bunga deposito. Sebagian dana diinvestasikan dalam bentuk deposito. Kalau begitu apa keunggulannya dibandingkan dengan deposito? Minimal ada tiga keunggulan.

Pertama, adalah portofolio investasinya lebih terdiversifikasi. RDPU tidak hanya berinvestasi pada instrumen deposito tetapi juga dalam bentuk SBI maupun surat utang jangka pendek (kurang dari satu tahun) sehingga memberikan penyebaran risiko yang lebih baik dan potensi hasil yang lebih tinggi.

Kedua, adalah likuiditasnya. Dalam penempatan dana di deposito kita harus merelakan uang kita tetap di sana untuk jangka waktu tertentu, misalnya satu bulan atau lebih panjang lagi, bila memilih deposito berjangka 3, 6 atau malah 12 bulan. Sebaliknya, dalam investasi RDPU, kita dapat mencairkannya kapan kita mau. Biasanya proses pencairannya hanya memakan waktu 1-3 hari kerja. Jadi ditinjau dari sisi kemudahan mencairkan dan jangka jatuh tempo surat berharga yang dipilih sebagai tempat investasi, RDPU sangat cocok untuk investasi jangka pendek.

ketiga, bebas pajak, ini yang berbeda kalo uang kita taruh di deposito, pasti kena pajak bunga.

Reksadana Pendapatan Tetap (RDPT)

Reksadana Pendapatan Tetap (RDPT) adalah reksadana yang menginvestasikan sekurang-kurangnya 80 persen dari portofolio yang dikelolanya ke dalam efek bersifat utang, terutama utang jangka panjang. Umumnya RDPT di Indonesia memanfaatkan instrumen obligasi sebagai bagian terbesar dalam portofolionya.

Salah satu keuntungan dari RDPT adalah kebebasan pajak bagi bunga obligasi yang diperolehnya. Bila kita berinvestasi langsung dalam instrumen obligasi maka kita dikenai pajak terhadap penghasilan bunga. Selain itu, bagi investor individu yang hanya memiliki dana terbatas, berinvestasi dalam bentuk obligasi menjadi sangat tidak mungkin. Umumnya investasi yang dibutuhkan untuk bermain di obligasi adalah minimal sebesar Rp 1 miliar.

Dengan adanya RDPT, investor individu dapat berpartisipasi dalam investasi obligasi melalui reksadana tersebut, cukup dengan jumlah dana yang relatif kecil. Keuntungan lainnya adalah diversifikasi. Portofolio reksadana tersebar ke dalam banyak obligasi dari berbagai perusahaan. Pemegang unit penyertaan RDPT berhak atas sebagian dari portofolio yang telah terdiversifikasi tersebut.

Dari segi potensi hasil, RDPT memberikan potensi imbal hasil lebih tinggi daripada RDPU dan dengan tingkat risiko yang sedikit lebih tinggi namun tetap terkendali.

Reksadana Saham (RDS)

Reksadana Saham (RDS) adalah reksadana yang menempatkan investasi sekurang-kuranya 80 persen dari portofolio yang dikelolanya ke dalam efek bersifat ekuitas (saham). Berbeda dengan efek pendapatan tetap, seperti deposito dan obligasi yang memberikan pendapatan bunga, efek saham memberikan potensi hasil dari capital gain, yaitu dari kenaikan perubahan harga saham.

Selain dari capital gain, efek saham juga memberikan hasil lain berupa dividen. Namun penghasilan berupa dividen sangat tergantung laba yang dihasilkan perusahaan. Bila laba sedang tinggi, dividen yang dibagikan cenderung tinggi. Sebaliknya, bila laba sedang rendah atau bahkan negatif, dividen yang dibagikan pun cenderung rendah atau nihil.

Di Indonesia, investor individu yang ikut berkecimpung di bursa saham masih relatif sedikit. Keterbatasan pengetahuan berkaitan dengan analisis saham dan pasar merupakan salah satu penghambat besar. Selain itu, dana yang dibutuhkan untuk dapat membuat portofolio saham yang terdiversifikasi dengan baik cukup besar.

Tambahan pula, pasar saham yang sangat fluktuatif membuat nyali para investor ciut untuk ikut bermain di dalamnya. Bila perspektif jangka pendek yang dipakai, memang fluktuasi harga saham dapat membuat investor ngeri untuk menempatkan dana pada pasar saham. Alhasil, tidak sedikit orang yang beranggapan bahwa penempatan dana dalam bentuk saham lebih bersifat judi.

Terlepas dari persepsi miring tersebut, berdasarkan pengalaman yang sudah dibuktikan di pasar modal dunia, penempatan dana pada saham adalah jenis investasi jangka panjang yang sangat menjanjikan. Tentu saja diperlukan dana, pengetahuan, pengalaman dan waktu yang cukup agar penempatan dana pada saham memberi peluang besar memperoleh imbal hasil tinggi dengan risiko terkendali.

Bagi investor dengan dana relatif sedikit dan pengalaman terbatas, RDS merupakan alternatif yang dapat dipertimbangkan. Melalui RDS, investor tetap bisa memperoleh manfaat diversifikasi meski dengan dana terbatas. RDS dikelola oleh manajer investasi yang profesional sehingga investor tidak perlu pusing dan habis waktu memikirkan pengambilan keputusan pemilihan saham. Selanjutnya, investor akan memperoleh laporan secara teratur atas perkembangan portofolio RDS dan unit penyertaan yang dimilikinya.

Dibandingkan dengan RDPU dan RDPT, RDS memberikan potensi pertumbuhan nilai investasi yang lebih besar, demikian pula risikonya. Prinsip high risk, high return berlaku di sini.

Reksadana Campuran (RDC)

Berbeda dengan reksadana lainnya yang mempunyai batasan alokasi yang diperbolehkan pada instrumen tertentu, Reksadana Campuran (RDC) dapat melakukan investasinya baik pada efek utang di pasar uang dan pasar modal maupun efek ekuitas dengan alokasi investasi yang lebih fleksibel. Karena fleksibilitas ini, RDC dapat berorientasi ke saham, obligasi maupun pasar uang.

Dari sisi investor, RDC dapat memberikan alternatif investasi bagi yang menghendaki suatu komposisi investasi yang terdiri dari kombinasi saham dan efek utang (baik jangka panjang seperti obligasi maupun jangka pendek seperti SBI).

Karena fleksibilitasnya yang sangat tinggi, RDC yang ditawarkan oleh perusahaan yang berbeda bisa sangat bervariasi. Pelajari komposisi investasi yang ditawarkan dalam prospektus agar kita dapat menelaah riiko yang terkandung serta potensi hasil yang diberikan.

Nah sekarang terserah kita mau ambil investasi reksadana yang mana, tentu saja ini dikaitkan dengan resiko dan hasil. Intinya high risk high return dan jangan menaruh telur dalam satu keranjang. Hal ini harus dipahami benar agar kita bisa mengoptimumkan investasi kita. Optimum belum tentu maksimal tapi kita harus mengkompromikan antara hasil dan resiko serta tujuan investasi kita.

Minggu, 18 Januari 2009

SUBPRIME MORTGAGE???

Beberapa waktu yang lalu istilah ini santer terdengar. Bahkan setiap orang yang ga paham maknanya selalu menyebut subprime mortgage sebagai biang keladi naiknya harga sembako dan BBM. Saya sendiri juga bertanya-tanya apa sih sebenarnya subprime mortgage itu, dan kenapa pula investasi saya di reksadana dan saham terjun bebas akibat subprime mortgage.
Nah setelah cari tau kesana-kemari akhirnya saya mendapat pengertiannya secara gamblang dari buku yang saya beli. Judul buku tersebut adalah "Berinvestasi di Bursa Saham, Mengapa Orang Awam Pun Bisa Melakukannya" karangan T. Dominic H.
Subprime Mortgage adalah kredit perumahan yang umumnya diberikan kepada pemilik rumah yang dianggap kurang layak. Ukuran kurang layak di sini adalah untuk orang yang tidak punya penghasilan tetap ataupun mereka yang pernah mempunyai catatan perbankan kurang baik misalnya sering nunggak kredit dsb.
Mereka yang tidak layak ini dijadikan pangsa pasar oleh beberapa perusahaan properti, akan tetapi mereka dikenakan bunga yang lebih tinggi dari suku bunga normal (prime rate). Dengan bunga yang lebih tinggi sekitar 4-5% di atas prime rate mereka bisa memperoleh KPR. Kredit inilah yang disebut kredit subprime.
Perusahaan-perusahaan tersebut membiayai kredit semacam ini dengan mengemas kredit-kredit tersebut ke dalam paket investasi. Nah paket investasi ini dijual kepada bank yang tertarik karena mendapatkan yield yang tinggi dari sini. Menurut saya pinter juga niy caranya....
Kredit semacam ini berkembang pesat, apalagi ketika bunga federal (fed rate) sangat rendah. Namun petaka datang saat bank sentral amerika menaikkan suku bunga federal karena tekanan inflasi, otomatis suku bunga kredit subprime meningkat tajam, sehingga banyak dari mereka yang gagal bayar, dan terpaksa menjual rumah mereka.
Harga rumah turun demikian pula dengan harga saham perusahaan pemberi kredit. Akibatnya saham bank-bank yang banyak membeli investasi dar perusahaan tersebut ikut terjun bebas. Kepanikan melanda pasar modal sehingga harga saham berjatuhan. Tidak hanya di Amerika tapi di seluruh dunia termasuk Indonesia.
Nah sedikit gambaran mengenai Subprime Mortgage yang kekuatannya begitu dahsyat untuk menghancurkan pasar modal di seluruh penjuru dunia.
Sebuah pelajaran dapat diambil bahwa keserakahan yang membuat orang melupakan aspek kehati-hatian merupakan awal kehancuran. Yang bisa saya lakukan hanyalah menunggu situasi pulih sehingga investasi saya yang sempat terpangkas 50% kembali utuh.
Pertanyaannya adalah Sampai kapan.........

Jumat, 16 Januari 2009

SAHAM, REKSADANA DAN VALAS

Itulah judul blog ini.
Second project setelah http://wishtobehero.blogspot.com yang banyak membahas bisnis online di internet.
Untuk blog yang satu ini saya khususkan untuk bisnis saya yang masih di bilang kecil-kecilan dan dalam tahap merintis di dunia trader.
Sengaja saya mengkaitkan tiga hal di atas karena menurut saya erat sekali hubungannya.
Ditengah pasar global yang masih lesu setelah dihantam krisis global dari negara super duper Amerika, saya mencoba mengais-ngais kepingan-kepingan yang masih tersisa dan menguatkannya lagi.
Berharap survive di tengah gelombang krisis memang tidak mudah namun dengan semangat, tidak ada yang tidak mungkin